Hi, people!
Dengan bodi yang terasa remuk, pundak pegel-pegel, kaki linu, gw akan melaporkan kegiatan gw selama beberapa hari belakangan ini.
Sabtu (6/11) kemarin, gw ke Jakarta buat ngerjain tugas mata kuliah Penulisan Berita Seni, Budaya, dan Pariwisata. Tugasnya meliput kegiatan seni, budaya, dan pariwisata, tentunya. Berhubung weekend, jadi banyak banget event yang bisa dijadikan pilihan buat tugas ini.
Gw dan partner gw, Muktar, memutuskan untuk pergi ke Taman Ismail Marzuki. Waktu itu lagi ada pameran seni rupa dengan judul "Huru Hara Hero". It was my very first time to go there. Pergi ke salah satu pusat kesenian di Jakarta. Tempat nongkrongnya anak-anak IKJ, ma men!
"Huru Hara Hero" merupakan pameran seni rupa gabungan dari beberapa orang seniman. Dwiko Rahardjo, Vincensius, Adhi Laksono, MasPadhik, Widiyatno, Bambang Winaryo, Iskandar, Said Budiarto, Sumarjo, Herman Widianto, Hari Mulyanto, dan Agus Prayitno merupakan para seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini.
Waktu gw dan Muktar masuk ke Galeri Cipta II, gw disambut tiga orang penyelenggara di pintu masuk. Waktu kita isi daftar hadir tamu, kita ada di urutan 83 dan 84. Hari itu hari kedua penyelenggaraan pameran. Entah, angka sekian sudah termasuk tinggi atau rendah dalam standar pameran seni rupa.
Selesai mengisi daftar hadir tamu, kita pun masuk ke galeri. Ternyata kosong melompong. Tanpa pengunjung.
The Gallery. Sepi!
Entah kenapa pameran ini sepi pengunjung. Mungkin kita datang di waktu yang memang jarang orang berkunjung. Mungkin anak-anak IKJ yang kampusnya pas di belakang TIM, belum pulang kuliah. Siapa tau mereka mampir ke sini.
Anyway, pameran ini menampilkan karya-karya mengenai pahlawan-pahlawan di sekitar kita. Pahlawan yang diakui, maupun yang tak teridentifikasi.
Beberapa karya yang ditampilkan cukup membuat pikiran tergelitik. Pahlawan wanita sebagai sosok yang terlupakan, misalnya. Dalam salah satu karya, topik ini ditampilkan melalui sosok seorang wanita dengan hiasan ala pengantin Betawi. Di hiasan wajahnya terdapat pin bergambar pahlawan-pahlawan wanita Indonesia. Wajahnya murung, entah kenapa. Mungkin di balik wajah murungnya terdapat kunci mengapa sosok pahlawan wanita nampak terlupakan.
Di pameran ini gw juga lihat lukisan Soeharto. Lho kok Soeharto? Emang Soeharto pahlawan? Setidaknya itulah yang coba diangkat Widiyatno, seniman kelahiran Magelang melalui karyanya yang bertajuk "Pro Kontra".
Lain lagi dengan Dwiko Rahardjo. Seniman yang mengklaim diri sebagai pelukis khusus selebritis ini menuangkan idenya melalui lukisan berjudul Supermom. Dalam karyanya, Dwiko menampilkan sosok Krisdayanti dengan kostum Wonderwoman. Tak lupa, Dwiko menyisipkan kalung berinisial KR di lehernya. Krisdayanti-Raul?
Me! Not part of the exhibition :p
Muktar, my partner. Ah, sudahlah. Stop bicara tentang status di sini :(
Anyway, pas kita lagi muter-muter di galeri, tiba-tiba ada tiga orang yang masuk. Kayaknya penyelenggara pameran berikutnya di galeri ini. Entah pameran apa yang mau mereka bikin, tapi kira-kira begini percakapan yang gw tangkep:
"Nanti ini galerinya kita bagi dua. Kita sekat sebelah sini, terus ke sini."
"Nanti sebelah sini kita taro mumi Firaun ya, pak! jadi yang dateng bisa liat-liat raja mumi di sini."
"Iya, kita simpen mumi di sebelah situ. Nah, di sebelah sini kita simpen hantunya..."
Pameran apaan sih itu???
----------*****----------
Selesai muter-muter galeri, kita nongkrong di gerbang keluar. Nyatronin mamang es kelapa. Lumayan buat gejala darah rendah gw yang tiba-tiba muncul. Sambil minum es kelapa, gw buka facebook dan baca info event yang beberapa hari sebelumnya gw post di note. Gw cari-cari lagi event apa yang kira-kira bisa gw datengin.
Tiba-tiba gw inget, ada satu event yang nggak gw masukin ke note. Ada Jakarta Fashion Week di Pacific Place. Gw pengen banget dateng ke situ. Masalahnya, gw nggak tau itu event diadainnya kapan. Akhirnya gw googling dan ternyata... pembukaannya pas hari itu juga.
"Nyet, pokoknya gw mau ke sana sekarang! Sekarang!"
Gw ngerengek ke si partner. Seperti biasa, dia coba buat bikin gw mikir seribu kali. Nggak tau jalannya lah, openingnya baru ntar malem lah, outfit kita ngegembel banget lah.
Tapi bukan Rerre namanya kalo nggak sukses ngerengek ama partner gw ini ;)
(bersambung ke part 2)
No comments:
Post a Comment