Pages

Thursday, June 3, 2010

Surat Terbuka Kepada Mbak "Birokrasi Busuk" (Renungan Pasca Seminar Beswan Djarum Untirta)

Minggu lalu (26/5), gw dan Beswan Djarum Untirta mengadakan seminar penulisan naskah. Pembicaranya Sony SET (script-writer beberapa program Trans TV dan Trans 7) dan Desta "The Cash" (ex-Club '80s). Peminatnya membludak. Sangat membludak. Tapi gw nggak akan ngebahas soal acaranya.

Beberapa hari setelah acara, si pacar yang juga ikut jadi panitia event itu menceritakan sesuatu yang bikin gw kaget.

satu hari setelah event, dia ngobrol-ngobrol sama temennya soal event itu. Obrolan berjalan biasa. Lancar. Lumrah.

Temen: "Kemaren katanya Pak Sony mau bagiin materi presentasinya. Bisa gw ambil dimana ya?"

Pacar: "Nanti dikasih tau lagi deh teknisnya. Soalnya nggak mungkin juga kan kemaren Pak Sony ngelayanin satu-satu peserta seminar yang mau copy materi dari dia."

Di deket mereka ada seorang cewek berjilbab yang diam-diam ternyata nguping pembicaraan mereka. Tiba-tiba cewek itu melengos dan bilang,

"BIROKRASI BUSUK!!"
(sengaja, buat efek dramatis)

Pacar: "......................................." (bengong)

Ya Allaahu Rabbi, makan teri campur nasi....

-----***-----

Dear mbak Birokrasi Busuk, siapapun Anda dan dimanapun Anda,

Saya yakin Anda tidak pernah jadi panitia event. Atau mungkin jadi panitia event tapi cuma bagian ecek-ecek, seksi parkir motor, misalnya. Atau mungkin Anda anak kesayangan mama dan papa yang setiap pagi nangis kejer minta disetelin lagu "Bang-bing-bung-yok-kita-nabung" dari Titik Puspa dan Geovanny.

Maksud saya, pernahkah Anda belajar bekerja keras?

Membuat dan mempersiapkan sebuah event berskala besar yang bekerja sama dengan perusahaan nomor 1 di Indonesia, jelas bukan hal yang mudah.

Tapi jika Anda menggunakan kata "birokrasi", maka sesungguhnya arah tujuan Anda bukan kepada kinerja panitia, kan? Ya, bukan kepada "kinerja panitia" sebagai noun, tapi lebih kepada verb. Kata "birokrasi" memang sudah menjadi kata yang lumrah dijadikan gerutuan di Indonesia, terutama bagi kita (ya, kita. Anda dan kami -para panitia-) yang berada di lingkungan lembaga profesi atau pendidikan. Tapi mari kita renungkan sejenak, apa makna sebenarnya dari "birokrasi".

Menurut Peter M. Blau (2000:4), birokrasi adalah tipe organisasi yang dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif dalam skala besar dengan cara mengkoordinasi pekerjaan banyak orang secara sistematis.

Jika Anda melontarkan frasa "Birokrasi Busuk", maka yang Anda maksudkan ialah susunan kinerja dan job-desc kami sebagai panitia tidak rapi, wangi, dandy, atau bahkan metrosexual.

Saya mengerti, mungkin Anda berpikir Anda hidup di negara yang birokrasinya kurang "klimis". Begitu juga dengan kampus Anda. Tapi, mbak berkerudung manis, mari kita gunakan rasionalitas berpikir kita untuk memecahkan persoalan ini.

Jumlah peserta seminar minggu lalu lebih dari 300 orang. Pak Sony menitipkan materi presentasi kepada saya, di laptop saya. Mari bayangkan seandainya Pak Sony atau saya melayani 300 orang yang ingin menyalin materi presentasi. Mari bayangkan pula apa yang akan dilakukan 300 orang dengan 300 flashdisk ke dalam sebuah laptop.

Anda sebagai wanita pasti tidak mau diperkosa bergiliran, bukan? Begitu pula laptop saya.

Kami percaya, kebenaran itu relatif. Begitu pula dengan kenyamanan. Kami mohon maaf jika kinerja kami sebagai panitia kurang sesuai dengan standar relativitas kenyamanan Anda. Mungkin kami yang harus bekerja lebih keras, atau Anda yang harus sedikit menunduk dan berendah hati.

Anyway, dulu saya pernah pakai jilbab. Tapi tak bertahan lama. Saya lepas jilbab saya karena saya sadar, saya belum baik dalam menjaga mulut.

Regards,
Renny Yulistia Adystiani
Sekretaris Panitia Seminar Beswan Djarum Untirta
"Be Part of The Experience"

7 comments:

  1. Sekarang kayanya udah baik tuh Rere dalam menjaga mulut...tercermin dari diksi dan gaya bahasanya di atas...

    Asik besok pake kayanya deh nih...

    BTW, baru tau kalau nama aslinya Renny Yulistia Adystiani


    cheers,

    Papap

    ReplyDelete
  2. Yaelah pap, makanya sekali-kali baca buku absen buat hiburan :D :D

    masih belom jadi "orang bener" nih pap. Ntar kalo pake jilbab malah malu-maluin esensi jilbabnya itu sendiri.

    Tsaaah... esensi, apa kali :D :D

    ReplyDelete
  3. waw....waw.....rere my friend....
    bahasa mu tingkat tinggi tinggi....rasanya kamu pernah di dunia jurnalistik deh....btul gk..??
    Kasus mu itu ringan re...cuekin aja,..wong kita gk salah kok...
    Toh mereka juga cuma ngincer stfkt kok....

    ReplyDelete
  4. maen-maen ke blog-blog ku ya.....hehhee

    ReplyDelete
  5. iya sep, gw jurusan komunikasi jurnalistik. dulu sempet di media. tapi sekarang cuma iseng nulis2 hasil nyari inspirasi di toilet. hahah :D

    ReplyDelete
  6. baru baca,,,
    aseli baru baca,,,,

    ga guna juga sih gw baca apa ga. tapi berhubung gw masih dalam kategori baru make jilbab. jadi malu sendiri ma jilbab, masalahnya lidah gw emang ga bertulang. hehehe,,, tapi yang ngomong itu by\ukan gw. pan gw udah nyerah duluan gara2 tugas kualilintar ituh.

    salam ririn uhuy, kunjungi juga bocahkiting ya,,,
    kasian ga punya temen dia,,,, hehehe

    ReplyDelete
  7. Ini ririn yg mana c? Ririn jurnal NR ato ririn humas reg?

    ReplyDelete